Jumat, 18 Maret 2011

teroris akan beraksi lewat vas bunga

Pengamat teroris Mardigu memperkirakan, pengiriman bom berdaya ledak rendah berupa barang masih akan terjadi. Namun, bom tidak lagi berupa buku, tetapi berupa vas bunga atau paket kiriman lainnya yang membuat orang penasaran untuk membukanya.
"Casing-nya mungkin berubah, bisa berbentuk vas bunga. Jadi, hati-hati nanti menerima kiriman, bisa dari pacar Anda misalnya," ujar Mardigu seusai menjadi pembicara dalam diskusi di DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (16/3/2011).
Kendati demikian, Mardigu tidak dapat meramalkan apakah kiriman bom akan kembali terjadi pada waktu dekat. Namun, menurut Mardigu, biasanya kelompok pelaku teror bom akan sejenak bersembunyi setelah beraksi.
Dia mengatakan, teror bom berdaya ledak rendah seperti bom buku berikutnya akan menyasar target yang sama, yakni panji-panji negara, orang-orang yang dikenal pluralis atau liberal, orang asing, atau duta besar, juga tempat-tempat strategis.
Pelaku pengiriman bom buku kepada Ulil Abshar Abdalla, Yapto S Soeryosumarno, dan Gories Mere, menurut Mardigu, adalah "pemain" lama yang terlibat dalam jaringan teroris yang beraksi di Indonesia.
Pengiriman bom tidak untuk menyerang personal. Mereka berupaya menunjukkan keberadaan mereka dengan melakukan serangan tipe sel melalui pengiriman bom kecil-kecil. "Mereka cuma menyampaikanstatement, 'Hei, jangan macam-macam lho'. Kalau mau membunuh, pasti bomnya lebih besar," katanya.
Mardigu menilai, perakit ketiga bom buku tersebut adalah seorang profesional yang pernah mengikuti pelatihan di luar negeri. "Mereka tidak menggunakan detonator positif-negatif, jegrek, sumbu, tapi pakaitime box, tapi pakai pegas," urainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar